Sabtu, 17 September 2016

TAMAN NASIONAL BUKIT TIGA PULUH



Bukit Tiga Puluh merupakan salah satu tempat dengan ekosistem paling beragam didunia. Taman seluas 143.143 hektare itu merupakan salah satu habitat paling menjanjikan bagi segala fauna disana. Namun, akhir-akhir ini pengalihan fungsi hutan kian marak dilakukan. Tak heran 30.116 hektare hutan hilang tiap tahunnya. Hutan yang seharusnya menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi fauna-fauna, kini telah dialih fungsikan dengan begitu segnifikannya.


Ironisnya dalang dari semua pengalihan lahan ini tidak lain dan tidak bukan adalah mereka yang seharusnya mampu bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara kelestarian hutan tersebut. Al hasil konflik antara fauna dan manusiapun tak bisa terelakan lagi. Hutan yang kurang dan persediaan makanan yang minim menjadi salah satu factor yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut. Akhirnya para binatang pun datang ke lahan perkebunan para warga yang ada disekitar bukit Tiga Puluh tersebut, memakan apa saja yang ditanam warga termasuk yang mengandung bahan kimia dan obat berbahaya untuk mereka.

Masyarakat sendiri yang akhirnya harus menanggung rugi. Tak jarang pula banyak binatang yang mati karena terlalu banyak mengkonsumsi hasil kebun warga yang banyak mengandung obat-obatan kimia. Satu hal yang seharusnya patut diketahui bahwa 1/3 sumber makanan yang dikonsumsi manusia merupakan penyerbukan dari bantuan binatang. Untuk meminimalisir adanya hal ini peran serta masyarakat, pemerintah, lembaga perlindungan satwa serta perusahaan swasta sangat dibutuhkan. Jika pemerintah mau menyediakan lahan hutan yang luas dan tidak menggunakan lahan tersebut untuk kepentingan satu pihak saja, mungkin fauna yang ada disana tidak akan ke lahan warga dan warga tidak akan dirugikan. Dan pada intinya semua pihak harus bekerja sama dalam hal pelestarian fauna yang ada dengan tetap menjaga keasrian dan kehijauan hutan sehingga tidak akan ada lagi pihak-pihak yang dirugikan.


EmoticonEmoticon